Hubungan Antara Asupan Zat Besi dan Seng dengan KejadianStunting Balita Usia 6-23 Bulan
Kata Kunci:
Zat Besi, Seng, Stunting, BalitaAbstrak
Latar belakang : Stunting adalah gangguan pertumbuhan pada balita akibat kekurangan nutrisi sejak dalam kandungan, mengakibatkan pertumbuhan tubuhnya lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Prevalensi stunting tertinggi di Bojonegoro yaitu di wilayah kerja Puskesmas Mejuwet sebesar 7,27%. Faktor penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi yang memadai (zat besi dan seng). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan asupan zat besi dan seng dengan kejadian stunting balita usia 6 – 23 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mejuwet. Metode : Metode penelitian dengan desain cross sectional dengan sampel 71 ibu dan balita, serta teknik sampling simple random sampling. Instrumen yang digunakan formulir SQ-FFQ untuk asupan zat besi dan seng. Analisis uji hubungan dengan Spearmen Rank Correlation Test. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa 9,9% balita di wilayah Puskesmas Mejuwet mengalami stunting. Rerata asupan zat besi balita 8,27 mg dengan 95,8% cukup. Rerata asupan seng balita 5,31 mg dengan 98,6% cukup. Terdapat hubungan antara asupan zat besi dengan kejadian stunting (p-value = 0,019, r = 0,278). Tidak terdapat hubungan antara asupan seng dengan kejadian stunting(p-value= 0,338). Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa asupan zat besi berhubungan dengan kejadian stunting, sementara asupan seng balita tidak berhubungan dengan kejadian stunting.